Jumat, 10 Januari 2020

Catatan Harian Ibu - Hujan yang Menginspirasi

"Anaknya koq dibiarin hujan-hujanan?"
Sebagian ibu-ibu pasti akan berkata begitu, bahkan ayahpun pasti akan memarahi ibu. Kenapa? Apa yang salah dengan hujan? Bukankah hujan adalah rahmat yang turun dari langit? Ibu justru paling suka dengan hujan, apalagi jika kebetulan lagi dijalan dan tiba-tiba hujan, bahagia sekali ibu bisa mandi hujan. Nanti anaknya demam? Nggak juga, emang kebetulan aja anaknya lagi nggak fit trus kena hujan. Atau mungkin saja setelah hujan-hujanan anaknya nggak langsung di angetin. Itu menurut pendapat saya.

Sebenarnya kehujanan tidak akan menimbulkan masalah kesehatan bila daya tahan tubuh kita dalam kondisi yang cukup baik. Tapi apabila daya tahan tubuh kita sedang lemah, tubuh tidak dapat mengimbangi adanya perubahan suhu tubuh yang terlalu drastis. Sebab saat kedinginan, tubuh dipaksa mengeluarkan energi secara berlebihan. Makanya ada orang yang setelah hujan-hujanan terkena flu, batuk, demam dan diare.

Jadi, jangan takut saat musim hujan datang ataupun ketika tiba-tiba saat hendak pulang ke rumah harus berhadapan dengan hujan. Karena selain hujan dapat meredam emosi jiwa, hujan juga bisa menjadi inspirasi ketika kamu kehabisan ide sama sekali. Seperti hari ini, saat aku benar-benar kehabisan ide karena kurang istirahat yang ternyata berdampak pada kejernihan pikiran. Seperti ingin menyerah saja dan pasrah jika harus gagal di jilid ini, namun hujan menyisakan satu asa untuk kugenggam sehingga ditemani secangkir teh sembari menemani kakak yang sedari tadi rewel dan kemudian aku ajak main hujan demi mencerahkan pikiran yang berkabut. Jadilah tulisan ini, yang entah bermakna atau tidak setidaknya tekadku untuk tidak berhenti menulis dan menyerah teratasi.

#30dwcjilid21day29
#squad4

Kamis, 09 Januari 2020

Catatan Harian Ibu - Seragam Baru Ayah

Pernah mendengar kalimat beranak itu pilihan? Setahu ibu, yang menjadi pilihan bagi seorang hawa adalah bekerja, karena sejatinya setelah menikah perempuan seharusnya justru di rumah. Keluar rumah saja harus izin suami, apalagi mencari nafkah. Lalu bagaimana jika penghasilan suami tidak mencukupi?

Ibu sudah berkerja selama 12 tahun, memilih berhenti karena mau lahiran anak kedua. Ayah setuju, bahkan hingga detik terakhir sebelum ibu menyerahkan surat resign ayah tetap yakin. Padahal  penghasilan yang kita miliki bisa dobel kalau sama-sama bekerja. Tapi kita punya pemikiran sama dan mungkin kuno bagi sebagian orang. Mengasuh anak lebih penting, insya Allah gaji ayah cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Sebulan setelah resign, ayah mendapat surat mutasi dan menyebabkan penghasilan ayah turun. Hati mulai gelisah, meskipun ibu memiliki bisnis online tapi kondisi pasca melahirkan membuat bisnis ibu sedikit tersendat. Ayahpun sudah tak betah di tempat baru, kemudian ayah berdiskusi dengan ibu tentang rencana resign dan melamar di tempat lain. Air mata ibu jatuh di dalam hati, menyesal? Tidak. Ibu hanya merasa ujian kali ini cukup berat, namun begitu ibu yakin Allah akan kasih saat kita butuh bukan saat kita ingin.

Qadarullah, Ayah diterima bekerja di tempat baru dengan gaji pas-pasan. Dua juta untuk lima kepala rasanya terlalu beresiko, apa yang menguatkan hati. Keyakinan bahwa Allah tidak akan menguji umatnya diluar kemampuannya. Alhamdulillah, sebulan bekerja kita masih bisa survive dan justru dengan gaji pas-pasan kita masih bisa nabung. Ayah bekerja dengan gembira, ibupun tenang karena ayah punya banyak waktu dengan anak-anak sebab jadwal ayah yang sekarang cukup fleksible.

Begitulah cara Allah menata jalan untuk umatNya, jangan takut mengambil keputusan yang menyangkut perintah Allah. Semata ujian keimanan sejauh mana kita sanggup meninggalkan urusan dunia demi akhirat. Lalu bagaimana jika penghasilan tidak cukup? Allah akan cukupkan dengan caranya, jika satu pintu tertutup pintu yang lain akan dibuka.

#30dwcjilid21day28
#Squad4

Senin, 06 Januari 2020

Catatan Harian Ibu - Muhasabah Pernikahan

Menuju 4 tahun pernikahan, apa saja yang sudah kita miliki?

Mereka bilang 4 tahun pertama itu sulit, karena masih dalam proses penyesuaian diri. Benar saja, memahami karakter dan kepribadian orang yang hanya bertemu di jam-jam tertentu saja lumayan membuat hati bergejolak. Apalagi seseorang yang selalu membersamai perjalanan kita dalam 1 x 24 jam selama 30 hari dalam 12 bulan yang sekarang hampir menuju 48 bulan, tentu saja gejolak emosi yang dirasa sangat tak terhingga. Butuh iman yang kuat dalam mematahkan sebentuk ego, semata agar hubungan tetap berjalan lancar dan baik-baik saja. Terlebih jika tinggal bersama orang tua dan telah dikaruniai buah hati. Akan banyak konflik yang menemani dan musti kuat-kuat hati menjalaninya.

Alhamdulillah, memiliki suami yang walau keras namun sabarnya tak terkira. Dia memilih diam jika sekali dua kali istri masih saja teledor, dan menikmati saja kekurangan istri. 'Aku mencintaimu', itu bukan kata yang mudah keluar dari mulutnya, sebagai perempuan yang haus kata-kata cinta aku mencoba memahami itu. Dia mengungkapkan rasa hanya lewat sikap, begitulah suamiku. Berbeda dengan aku yang sedikit-sedikit melow, lalu emosi naik turun ketika ada yang tidak sesuai. Sikap tenang dan santai yang ditunjukkan sang suami ternyata mampu membuat istri berpikir apa penting membahas semua ini.

Setahun terakhir adalah puncak dari gejolak emosi tertinggi yang 'ku rasa. Tapi sekali lagi, keyakinannya mendamaikan. Sama-sama saling support untuk sebuah keputusan yang nggak main-main. Adalah ketika dia memilih mensupport aku untuk berhenti bekerja agar bisa fokus ke keluarga. Lalu kemudian meyakinkannya untuk pindah kerja meskipun penghasilan kami jadi menurun, namun insya Allah berkah. Alhamdulillah, setiap masalah menjadi pembelajaran yang mendewasakan hingga kami menjadi paham arti sebuah keluarga.

Pe-er kedepan adalah bagaimana kami berperan penuh dalam mendidik anak-anak menjadi soleh dan soleha, dan semakin meningkatkan ibadah agar tercapai sakinah, mawaddah, warahmah. Insya Allah.

#30dwcjilid21day27
#squad4

Catatan Harian Ibu - Orang Tua vs Anak Muda

Orang tua...adalah seseorang yang hidup lebih dahulu beberapa tahun dari kita

Orang tua...adalah seseorang yang punya banyak pengalaman

Orang tua...dibawah restunya kita bisa melangkah tenang

Orang tua...adalah seseorang yang punya banyak nasehat

Orang tua...yang mereka ceritakan itu adalah pengalaman mereka

Orang tua...nasihat mereka itu karena telah mengalami sebelum kita mengalami

Orang tua...mereka akan semakin menua,,beranjak pikun atau mungkin...

Orang tua...semakin berumur semakin kembali ke masa-masa muda, hingga orang sering berkata seperti apa perangai kita selagi muda akan terulang lagi ketika menua


Orang muda...pastinya akan menua seiring berjalannya waktu

Orang muda...kadang terlalu sombong mengakui pentingnya nasihat orang tua meskipun itu benar

Orang muda...suka berlagak tua sebelum waktunya

Orang muda...terkadang kecanggihan teknologi juga membuat mereka lebih banyak tahu daripada orang tua

Orang muda...punya banyak mimpi dan inspirasi namun lebih banyak mainnya daripada seriusnya

Orang muda...kadang saking menikmati hidup jadi lupa berbakti kepada orang tua

Orang muda...ada juga yang ilmu agamanya sangat dalam selagi muda sehingga sangat santun kepada yang tua

Orang muda...bahkan ada yang suka ke masjid dan hafidz al-qur'an mengalahkan yang tua-tua

Orang muda...meski telah berkeluarga teyap saja merasa muda dan bersahaja

Orang muda...meskipun sekarang muda tetap saja nanti menua dan mungkin kelakuannya lebih buruk dari si orang tua


Sebenarnya, batasan antara orang tua dan orang muda hanyalah sebutan. Terkadang meski sudah tua mereka terlihat muda dan meski masih muda mereka memiliki pemahaman melebihi orang tua. 


#30dwcjilid21day26

#squad4

Minggu, 05 Januari 2020

Catatan Harian Ibu - Godaan Dunia

Hari ini upline di bisnis MLM Ibu menghubungi, memberi motivasi bagaimana agar bisa segera naik level dan menerima bonus bulanan minimal lima juta. Siapa yang tidak tergiur dengan angka segitu, Ibu pasti tergiur karena judulnya Ibu ingin tetap bisa membantu perekonomian keluarga walaupun kerja dari rumah. Tapi lagi-lagi Ibu meragu, mungkinkah? Izinkah oleh Allah?

Sebenarnya ridho Allah bagi seorang istri terletak pada ridho suami. Suami sudah kasih izin sejak lama, tapi Ibu tetap saja meragu. Entah karena Ibu tidak sepenuh hati menjalaninya atau memang Allah sebenarnya nggak ridho. Tapi sejauh ini orderan Ibu lancar selalu, bonus-bonus berupa barangpun sudah berjejer di etalase Ibu. Hanya saja untuk rekrut kenapa rasanya sulit sekali? Apa karena Ibu sebenarnya tidak berbakat jadi pemimpin ya?

Padahal Ibu punya misi menaklukkan bisnis ini, seperti mereka yang telah lolos menjadi director. Tapi kenapa koq susah sekali ya? Apa karena Ibu kurang konsisten? Berbagai pertanyaan memang menari-nari di kepala Ibu. Gold Director Ibu bilang, pinter-pinter bagi waktu. Sepertinya itu kekurangan Ibu, karena Ibu orangnya suka mendahulukan pekerjaan yang deadline. Apalagi sudah menjadi Ibu rumah tangga begini, tentu banyak sekali pekerjaan yang deadline. Ibu juga tipe yang lebih mendahulukan keluarga dibandingkan apapun, makanya Ibu suka mengesampingkan target lain jika ada yang urgent di dalam keluarga.

Well, mungkin tidak ada salahnya Ibu mencoba lagi tantangan ini. Siapa tahu kegigihan Ibu memberikan hasil. Jika masih tidak berhasil, mungkin memang bukan disana jalan rezeki Ibu.

#30dwcjilid21day25
#squad4

Catatan Harian Ibu - Ketika Lelah Menghampiri

Putriku, maafkan Ibu yang tak sengaja memarahimu ketika kamu tiba-tiba rewel tak terkontrol. Ibu hanya sedikit lelah karena harus menghadapi empat kepala sekaligus tanpa jeda. Memang bukan salahmu, tapi pilihan Ibu. Ibu harap senyummu tak memudar meski Ibu sering khilaf.

Putriku, menjadi Ibu itu ternyata tidak mudah karena yang harus Ibu hadapi itu adalah kepribadian. Dan menghadapi sekaligus memahami kepribadian itu sangat sulit, karena kita harus bertarung bersama gejolak emosi dan ego yang terkadang sulit dikontrol. Mungkin karena itulah Allah memberikan ganjaran surga bagi seorang Ibu.

Putriku, saat ini Ibu masih belajar memahami peran Ibu. Semoga kamu bisa mengerti karena tidak mudah bertransisi dari wanita yang kerjanya tertata dengan program kerja, sekarang harus berhadapan dengan pekerjaan yang acak dan deadlinenya setiap waktu bahkan hitungan detik.

Ibu berharap tak butuh waktu lama untuk beradaptasi, meski lima bulan berlalu dan Ibu baru sedikit terbiasa membaca aktifitas sehari-hari kita. Semoga kedepannya Ibu bisa lebih sigap dan kuat menghadapi empat kepala dengan segala egonya. 

Putriku, jika nanti kamu mengingat masa-masa kecilmu, Ibu berharap kamu tidak berkecil hati. Ibu menyayangi semua anggota keluarga Ibu. Hanya saja Ibu terlalu lemah untuk tidak merasakan lelah. Semoga kamu tidak memiliki sifat buruk Ibu. Jadilah wanita tangguh dan kuat seperti nenekmu. Masih bisa tersenyum walau cobaan silih berganti. Masih selalu kuat walau tamu tak berhenti dan membuat Nenek bolak-balik ke depan dan ke belakang. Mengesankan tak hanya tamu namun juga keluarga.

#30dwcjilid21day24
#squad4

Sabtu, 04 Januari 2020

Catatan Harian Ibu - Keluarga

Kebiasaan kumpul keluarga bagi kita mungkin bukan hal baru. Sejak kecil, almarhum Ayah sudah mendidik kita dengan kebiasaan itu. Maka tak heran jika hingga dewasa kita selalu memanfaatkan hari besar atau libur untuk berkumpul. Jalan-jalan ke tempat wisata ataupun ke tempat-tempat bersejarah, entah itu disengaja menghabiskan satu hari atau sekalian direncanakan ketika dalam perjalanan pulang kampung. Ya, kami memang tinggal diperantauan dan sesekali pulang kampung ketika momen lebaran.

Kegiatan rutin yang perlahan surut ketika Ayah meninggal. Kami memang sangat bergantung pada Ayah, karena beliau sosok yang inspiratif, adorable dan juga humble. Tak heran ketika beliau meninggal tak hanya keluarga yang kehilangan, namun juga masyarakat sekitar yang terhubung langsung dengan beliau turut merasa kehilangan. Mulai dari mahasiswa, teman sejawat, saudara-saudara dalam ikatan keluarga besar Minang, teman masa kecil hingga kuliah.

Tahun berlalu setelah menikah dan masing-masih memiliki sepasang putra-putri, berkumpul dengan formasi lengkap justru menjadi kegiatan paling langka. Namanya anak-anak masih kecil, musti menahan diri dulu untuk melakukan perjalanan jauh.

Beberapa hari yang lalu, kebetulan momen ultah Mama yang ke 70, salah seorang saudaraku memberi surprise tengah malam tepat jam 12. Akhirnya menjadi momen kita bisa kumpul kembali dengan formasi lengkap dan mengabadikan momennya.

Hum sath saath hain, kita selalu bersama-sama. Semoga selamanya bersama dan saling menyemangati.

#30dwcjilid21day23
#squad4